facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Download

az-zuhruf

some stories and thoughts


IBNU MAJID, SI SINGA LAUT
THE NAVIGATOR OF ISLAM



Nama lengkap beliau adalah Shihab ad-Din Ahmad bin Majid bin Muhammad bin Amir bin Duwayk bin Yusuf bin Husayn bin Abi Ma’lak as Sa’idi bin Abi ar-Raka’ib an-Najdi. Ia adalah seorang navigator ulung dan handal di abad 15 M. Kemampuan beliau diwarisi dari ayah dan kakeknya yang juga dikenal sebagai muallim dan ahli navigator yang sangat menguasai seluk-beluk Laut Merah.

Di jazirah Arab beliau dikenal dengan sebutan Ibnu Majid. Berkat kemampuannya, nama Ibnu Majid menjadi sangat tersohor hingga ke Eropa. Ia bahkan dijuluki Singa Laut, karena kemampuannya sebagai pelaut yang sangat tangguh dan paham terhadap seluk-beluk laut. Di pihak lain, orang Portugis menjulukinya dengan al-Malande atau al-Marante yang berarti “Raja Laut”. Menurut catatan Vasco da Gama, pelaut Arab ini memiliki kemampuan yang luar biasa. Menurutnya, Ibnu Majid pernah menolong dirinya menyelesaikan pelayarannya dari Tanjung Harapan di Afrika menuju India.
                   
Institut Studi Ketimuran Leningrad, menyimpan sebuah manuskrip kuno berbahasa Arab yang berisi tiga bait puisi karya Ibnu Majid. Diperkirakan puisi itu dibuat pada akhir abad 15 M dan permulaan abad 16 M. Tiga bait puisi tersebut berisi sejumlah petunjuk pelayaran, seperti pengetahuan tentang jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain, perkiraan kecepatan dan arah angin, kondisi medan, serta berbagi kiat yang memudahkan pelayaran. Disamping itu, Ibnu Majid juga menyisipkan rute pelayaran yang melintasi Laut Merah, Samudera Hindia, dari berbagai kawasan yang berbeda. Dalam hal ini beliau telah menunjukkan kepiawaiannya sebagai ahli navigator (pelaut) handal. Tentunya manuskrip yang ditulisnya merupakan warisan penting bagi dunia pelayaran selanjutnya.

Konon, wilayah pesisir Afrika Barat sangat tertutup dan ditakuti oleh orang-orang Eropa. Sebab, pantai tersebut sangat menyeramkan dan penuh misteri, khususnya di seputar kawasan yang dilalui garis katulistiwa. Setiap kapal yang melewatinya pasti akan mengalami kesulitan, kecuali kapal tersebut dilengkapi layar besar yang berfungsi sebagai alat bantu pendorong. Bila ada kapal yang tidak dilengkapi dengan layar besar, para awaknya harus bekerja sama mendayung kuat-kuat agar kapal bisa berjalan kembali.

Bagi pelaut-pelaut Eropa khususnya, percaya pada mitos bahwa setiap kapal yang melintasi kawasan itu tidak akan pernah bisa kembali. Namun mitos itu akhirnya memudar pada tahun 1461 setelah pelaut Portugis melakukan perjalanan mengarungi laut dan samudera. Meskipun begitu, untuk membuktikan kalau mitos itu tidak benar, orang Portugis mengirim delegasi yang bernama Kopelhaem, memutuskan singgah untuk sementara waktu di kawasan Sokoth Selatan, semenanjung Arab. Selama berada disana, tanpa disengaja ia bertemu dengan Ibnu Majid. Di tempat inilah para petualang Portugis mendengar cerita kepulauan Madagaskar untuk pertama kalinya.

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Ibnu Majid adalah seorang navigator Arab terbesar abad pertengahan. Selain itu, beliau juga ahli di bidang pemetaan, astronomi, dan geografi. Di sepanjang hidupnya, beliau telah menghasilkan sejumlah karya yang memiliki peranan yang cukup penting. Karya-karyanya antara lain seperti : Qiladah Risalatisy wa Istikhraj Qawa’idil Usus lil Mu’allim Sulaiman al-Mahri (Untaian Surat-surat dan Kaidah-kaidah Dasar Sulaiman Mahri), Tahfatul Fuhul fi Tamhidil Ushul (Pengantar Dasar-dasar Ilmu Pelayaran), al-Umdatul Mahriyyah fi Dhabthil ‘Ulumil Bahriyyah (Pijakan al-Mahri dalam Meletakkan Ilmu Kelautan), al-Qashidah li Ibni Majid (Senandung Ibnu Majid), al-Qashidatul Musammah bil Mahriyyah, dan lain sebagainya. Belaiu juga merevisi karya sang ayah yang berjudul Al-Hijaziyyah. Setelah beliau meninggal, karyanya banyak diterbitkan ke dalam beragam bahasa termasuk bahasa Portugis. Sementara kini, karya-karya Ibnu Majid yang membahas dunia navigasi banyak tersimpan di museum di Paris.

Salah satu pembaca karya beliau adalah Ali Re’is, seorang navigator asal Turki. Di halaman pembuka karyanya, yang berjudul The Ocean, ia berkata bahwa karya-karya Ibnu Majid telah memberinya banyak tambahan ilmu pengetahuan terutama terkait dengan ilmu navigasi. Ia juga telah menemukan karya Ibnu Majid lainnya seperti Kitab al-Fawa’id dan Hawiyat al-Ikhtisar, ketika singgah di Basrah. Menurutnya, karya Ibnu Majid adalah panduan yang sangat berguna bagi pelaut yang ingin melayari Laut India dengan mudah. (Diceritakan oleh : Djoko Rabsodi)

(From MPA, October 2010)
May 26, 2012 No comments



Aurora is a phenomenon of light emmision flamming on the ionosfer. This phenomenon is formed because of heat from chunk of calestial body from the sun ejected by side of the earth pole. This aurora sprout making a beautiful and colorful three dimensional image in the sky and it can be seen just in the high latitude, Arctic and Antartic regions.
In northern latitudes, the effect is known as the Aurora Borealis or the northern lights, named after the roman goddes of dawn, Aurora, and the greek name for the north wind, Boreas. The array of colors in the Aurora Borealis consist of red, blue, violet and green. But red is the dominant color. Aurora Borealis happens between March-April and August-September-October. The northern light can be seen at around midnight. Aurora occur very high up in the atmosphere, but if there are clouds in the way we will not see anything.
While in the southern latitudes, the beautiful phenomenon is called Aurora Australis or the southern lights. This aurora occure in the Antartic skies in the winter and it can be seen in clear cold nights. The common colors of Aurora Australis are pale green and pink. The most comon shapes are spiral curtains, arcs or streamer. Actually, it has almost identical features to the Aurora Borealis but sometimes the Aurora Australis appears in the top mountain in tropical climate and is visible from high southern latitudes in Antartic, South America and Australia.
Instead all of this, there are also some mythologies about aurora. There are people call the northern ligths the “Dance of the Spirits”, it means, the lights were spirits or souls dancing in the sky. In Europe, in the middle ages, the auroras were commonly believed as a sign from God. And in ancient Roman mythology, aurora is the goddess of the dawn, renewing herself every morning to fly accross the sky, announcing the arrival of the Sun.


Although Aurora looks very elegant but during periods of high activity a single auroral storm can produce one trillion watts of electricity with a current of one million amps. It can also affects Earth’s communication. The activity phase of an auroral display will last on the order of 15-40 minutes and may recur in 2 to 3 hours.

May 15, 2012 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me


A student who loves collecting books, writing occasionally, and enjoy taking some photographs.

Follow Us

Labels

Cerita Teladan cerpen continual flashfiction coretan tanganku encyclopedia flashfiction Justifying the Feeling movie review my handwriting nice story Out of the Blue Resensi Buku resensi novel review film sinopsis buku

recent posts

Blog Archive

  • ►  2016 (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2014 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
  • ►  2013 (25)
    • ►  December (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ▼  2012 (16)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ▼  May (2)
      • THE NAVIGATOR OF ISLAM
      • Aurora
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (3)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2010 (3)
    • ►  April (3)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates