Review Novel : Bias Nuansa Jingga

by - April 27, 2013



Sebuah novel yang dikarang oleh Isti Anindya. Dengan nama pena Biaz, ia berhasil meluncurkan novel perdananya ini pada tahun 2008. Saya sendiri tertarik membeli buku ini ketika ada bazar buku beberapa bulan yang lalu. Jujur, awalnya saya tertarik dengan covernya. Warna covernya yang gradasi antara jingga dan hitam, serta siluet bayangan seorang wanita berjilbab otomatis membuat saya berpikir ini pasti buku islami. So, let’s get it one for me!

Ini adalah kisah tentang kehidupan Velia, seorang jilbaber sejati, mulai dari  masa sekolah hingga masa akhir hidupnya-meski nggak sepenuhnya begitu, hehe. Dikisahkan bahwa Velia adalah seorang cewek cantik yang sangat dicintai banyak orang. Sahabat-sahabatnya kebanyakan cowok. Meskipun disukai oleh banyak cowok, ia hanya setia menyimpan hatinya untuk satu orang, Kahfi. Ia diam-diam menyukai Kahfi, namun ternyata secara diam-diam Kahfi juga menyukainya. Ketika mengetahui hal tersebut, Velia yakin bahwa dirinya memang untuk Kahfi. Akhirnya, setelah lulus SMA hingga melanjutkan ke jenjang kuliah, ia tetap menyimpan hatinya untuk Kahfi meskipun Kahfi berada jauh darinya. Velia yakin bahwa Kahfi memang menunggunya.

Ketika akhir kuliah, Velia akhirnya bisa berhubungan dengan Kahfi lewat sms. Setelah satu bulan saling sms, Velia semakin memantapkan hatinya untuk Kahfi. Namun, ketika ia pulang ke rumah, sahabatnya Vemas melamarnya. Velia menganggap  Vemas sebagai abangnya sendiri. Ia kemudian berterus terang pada ibunya bahwa dirinya sedang menanti Kahfi. Ibunya sendiri akhirnya menyerahkan sebuah undangan pernikahan kepada Velia, undangan pernikahan antara Kahfi dan Zahra, sahabatnya ketika SMA. Mengetahui hal tersebut, Velia jatuh pingsan dan akhirnya koma selama satu tahun. Selama satu tahun itu juga Vemas setia menemaninya, mendoakannya, menunggunya. Setelah sadar, Velia akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Vemas.

Namun, takdir berkata lain. Satu minggu sebelum pernikahan Velia dengan Vemas, Velia mengetahui bahwa Kahfi tidak jadi menikah dengan Zahra. Hal tersebut membuat Velia galau setengah mati. Velia tahu cintanya tidak bisa berlabuh ke lain hati selain Kahfi seorang. Beberapa hari menjelang pernikahannya dengan Vemas, Velia mendapat cobaan lagi. Kesuciannya direnggut oleh seorang lelaki yang sedang mabuk. Velia benar-benar hancur. Ia akhirnya memutuskan membatalkan pernikahannya dengan Vemas. Nah, mulai dari bab inilah kisah hidup Velia dimulai. Mulai dari bab ini juga kisah dalam novel ini semakin menarik untuk dibaca.

Pertama kali membaca novel ini, saya sangat bingung. Dialognya banyak, tokohnya tidak jelas. Namun, kalau sudah sampai cerita di atas tadi, kita mungkin sudah paham bagaimana alur ceritanya. Jujur saja, cerita di novel ini seperti sinetron. Agak mustahil untuk dicerna di kehidupan nyata. Banyak setting yang tidak jelas kapan kejadian waktunya. Selain itu, ketika terjadi flashback, kita akan bingung, karena tidak ada pertanda yang jelas. Ejaannya pun juga masih banyak yang salah, entah karena masih cetakan pertama atau bagaimana saya kurang paham. Satu lagi, ketika Velia berbicara masalah kedokteran, banyak sekali penjelasan yang diungkapkan. Saya sebagai pembaca novel ini merasa terganggu karena tidak paham masalah seperti itu, saya menjadi bosan, meskipun hal ini bisa menambah wawasan ilmu kita.

Di luar kekurangan novel ini, saya suka jalan ceritanya. Namun, akan lebih baik apabila ada revisi lagi. So, siapa yang pingin tahu bagaimana lanjutan kisah di atas?? Dengan siapa Velia akan menempuh hidupnya? Akankah cintanya pada Kahfi berlabuh di pelaminan? Lalu, bagaimana dengan Vemas, sahabat yang mencintainya dengan segala ketulusan hati?

#Eh, ada satu lagi yang lupa, itu Velia kok bisa punya enam anak, yang tiga terakhir itu lho....? Ada yang tau??

You May Also Like

0 comments