![]() |
picture source : http://anjaswijanarko.net/eryka-bunga-ilalang-di-tengah-padang.html |
Dulu, aku mencintaimu. Merasakan denyut nadi ini bersamamu, menatap bintang-bintang harapan yang membuat diriku terbang, dan meraih mimpi indah bersamamu adalah sebuah kenangan manis yang tak akan pernah hilang dalam benakku.
Dulu, kau sering mengajakku bermimpi di atas awan. Menerobos ilalang, menemukan sebuah tempat di bawah pohon yang rindang untuk berbagi cerita, tentang mimpiku dan mimpimu. Merasakan angin yang menghempas tubuh kita, aku yakin cintaku akan tetap menjagamu.
Kau sering bilang, “Aku akan pergi”, namun cintaku tak akan pernah meninggalkanmu. Kau sering bilang, “Kita akan berpisah”, namun aku yakin cintaku padamu tak akan terputus, dan aku juga sering bilang, “Kejarlah mimpimu”, karena aku yakin cinta ini akan terus tumbuh meski samudera memisahkan raga kita.
Aku tahu, cinta ini mungkin tak akan bisa terbang menuju persinggahanmu. Namun saat ini, di bawah gumpalan awan putih di angkasa yang biru, aku ingin sedikit bernostalgia denganmu. Aku ingin mendoakan sebaris kata yang akan selalu kau ucapkan di hadapan kue cokelat dengan beberapa lilin yang menyala indah. Doa yang selalu kau lantunkan untuk hidupmu dan doa yang kubisikkan untuk kita. Di atas bunga putih ini, kuselipkan secarik kertas untukmu. Tiga kata yang selalu kuucapkan di tanggal ini, bulan ini, setiap tahun, semenjak aku mencintaimu.