facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Download

az-zuhruf

some stories and thoughts


picture source : http://anjaswijanarko.net/eryka-bunga-ilalang-di-tengah-padang.html


Dulu, aku mencintaimu. Merasakan denyut nadi ini bersamamu, menatap bintang-bintang harapan yang membuat diriku terbang, dan meraih mimpi indah bersamamu adalah sebuah kenangan manis yang tak akan pernah hilang dalam benakku.
Dulu, kau sering mengajakku bermimpi di atas awan. Menerobos ilalang, menemukan sebuah tempat di bawah pohon yang rindang untuk berbagi cerita, tentang mimpiku dan mimpimu. Merasakan angin yang menghempas tubuh kita, aku yakin cintaku akan tetap menjagamu.
Kau sering bilang, “Aku akan pergi”, namun cintaku tak akan pernah meninggalkanmu. Kau sering bilang, “Kita akan berpisah”, namun aku yakin cintaku padamu tak akan terputus, dan aku juga sering bilang, “Kejarlah mimpimu”, karena aku yakin cinta ini akan terus tumbuh meski samudera memisahkan raga kita.
Aku tahu, cinta ini mungkin tak akan bisa terbang menuju persinggahanmu. Namun saat ini, di bawah gumpalan awan putih di angkasa yang biru, aku ingin sedikit bernostalgia denganmu. Aku ingin mendoakan sebaris kata yang akan selalu kau ucapkan di hadapan kue cokelat dengan beberapa lilin yang menyala indah. Doa yang selalu kau lantunkan untuk hidupmu dan doa yang kubisikkan untuk kita. Di atas bunga putih ini, kuselipkan secarik kertas untukmu. Tiga kata yang selalu kuucapkan di tanggal ini, bulan ini, setiap tahun, semenjak aku mencintaimu.
February 16, 2013 8 comments
Judul buku                       : Infinitely Yours
Pengarang                       : Orizuka
Editor                                 : Andree & Gita Romadhona
Penerbit                           : Gagas Media
Cetakan                            : Keenam
Tahun Terbit                      : 2012

...
“Terus, buang kuncinya,” kata Jingga sambil memotret gembok mereka dari jarak dekat.
Rayan mengernyit. “Buang?”
“Iya, buang aja ke sana.” Jingga menunjuk ke depan.
Rayan mengangguk-angguk, lalu tanpa sengaja membaca sebuah papan kuning bertuliskan ‘DO NOT THROW YOUR KEY AWAY’ tak jauh dari tempatnya berdiri.
Rayan menunjuk papan itu. “Terus, itu apa?”
Jingga buru-buru menggeleng. “Nggak apa-apa, buang aja.”
...


Jingga dan Rayan. Dua orang yang memiliki sifat kontradiktif. Jingga seorang gadis cantik yang riang, cerewet, komunikatif, menarik, selalu update fashion dan segala hal yang berhubungan dengan Korea –Korean Lovers. Rayan, seorang lelaki tampan namun pendiam, kaku, kolot, dan sama sekali tidak suka dengan hal-hal yang berbau Korea. Namun, bukankah pasangan yang baik adalah pasangan yang saling melengkapi?
Pertama kali bertemu Jingga, Rayan sadar betul bahwa ia akan mendapat kesialan selama berada di dekatnya. Mereka berdua sedang dalam perjalanan ke Korea Selatan dalam rangka mengikuti sebuah tour. Dengan tujuan awal yang berbeda, kedua insan ini ternyata terperangkap dalam ikatan satu pasangan tour : satu sama lain harus bertanggungjawab terhadap keselamatan pasangan tournya selama berada di Korea.
Sifat Jingga –yang sudah saya sebutkan di atas- ternyata benar-benar membuat Rayan kacau. Beberapa menit saja berada di dekat Jingga yang ngomong sana-sini, bagi Rayan itu adalah sebuah kesialan yang akan berlanjut pada kesialan selanjutnya. Jingga sendiri yang mengetahui bahwa Rayan adalah orang yang pendiam, terus saja mengajaknya berbicara meski ia tahu ia sedang dicuekin.
Sesampainya di Korea, Jingga dan Rayan bergegas melaksanakan rencananya. Jingga yang sejak awal memang berniat mengikuti tour ini sedang menanti seseorang : Yun Jae, tour guidenya yang ia jumpai setahun yang lalu saat ke Korea dan membuatnya tak bisa tidur setiap malam. Yun Jae telah merebut hati Jingga, dan ketika Yun Jae memasuki busnya ia melonjak kegirangan, membuat seisi bus terutama Rayan terpolongo. Membuat Rayan semakin yakin bahwa Jingga adalah makhluk teraneh yang pernah ditemuinya.
Rayan sendiri menjadi bingung setengah mati setelah kepergiannya dari rombongan tour diketahui dan diikuti oleh Jingga. Jingga yang merasa bertanggung jawab pada pasangan tournya itu berpikir bahwa Rayan akan tersesat dan jika itu terjadi, Jingga tak tahu ia akan mendapat hukuman seperti apa atas keteledorannya. Jingga sendiri juga tak tahu bahwa proteksinya pada Rayan akan membawanya pada petualangan-petualangan konyol yang akan mereka lalui bersama.
Satu hal yang membuat Rayan kabur dari rombongan adalah bahwa ia ingin bertemu dengan Mariska, mantan pacarnya, yang dalam waktu dekat akan menikah. Menikah dengan lelaki Korea yang dikenal Mariska saat sedang melanjutkan studi ke Korea. Setelah gagal bertemu dengan Mariska di apartemennya, mereka berdua berniat kembali ke rombongan. Namun, setelah pertemuan tidak sengaja antara Rayan dan Mariska di pinggir jalan, Rayan membuat Jingga harus ikut kabur bersamanya lagi. Rayan terlanjur patah hati dan Jingga tak mau melihat wajah kakunya bertambah kaku lagi. Maka, Jingga pun memutuskan bahwa Rayan harus mengikuti tour romantisme Korea, dipandu oleh Jingga sendiri. Hal ini membuat Rayan semakin kacau namun ia tak tahu mengapa ia tetap mengikuti kemauan gadis periang itu.
Jingga tak mau patah hati Rayan membuat Rayan semakin benci pada Korea, terutama para lelaki Korea. Rayan terlanjur sinis pada calon suami mantan pacarnya itu. Selama kabur, Jingga mengajak Rayan pergi ke berbagai tempat, mulai dari makan makanan khas Korea, berbelanja souvenir dan baju couple, berfoto bersama, hingga pergi ke N Seoul Tower, tempat dimana ia dan Jingga mengunci “gembok jodoh”nya. Bagi Rayan, melakukan kegiatan ganjil seperti itu bersama Jingga adalah sebuah keanehan yang tak pernah dialami Narayan Sadewa, namun entah mengapa ia menikmati perjalanan itu bersama gadis yang baru dikenalnya beberapa hari itu.
Hilangnya dompet Rayan membuat mereka berdua harus melalui berbagai petualangan dan kejadian seru, konyol, lucu, dan entah bagaimana, romantis. Kejadian-kejadian itu ternyata membuat mereka berdua perlahan-lahan jatuh hati. Namun ego Rayan dan sikap tak yakin Jingga membuat rasa cinta itu harus terpendam dalam hati.
Setelah kembali lagi ke rombongan, Rayan semakin tak tahan atas perasaannya itu, dan begitu pula Jingga. Di saat kata cinta itu hendak terungkap sebuah kejadian menghalanginya. Rayan salah sangka terhadap Yun Jae dan Jingga. Ia sangat yakin Jingga merasa sangat senang ketika Yun Jae menyatakan perasaannya, namun ia salah, Jingga sama sekali tak merasakan apa pun ketika bersama dengan Yun Jae. Begitu juga ketika Jingga hendak berterus terang pada Rayan, Rayan juga terlanjur sakit hati dan mulai mengeluarkan egonya lagi. Sejak saat itu, persahabatan manis yang terjalin antara Rayan dna Jingga selama perjalanan “kabur” mereka hilang. Rayan sudah memutuskan ia akan menjauh dari Jingga.
Setelah perjalanan panjang di Korea, tour pun berakhir. Ketika sampai di bandara, Jingga buru-buru menyerahkan buku perjalannnya pada Rayan. Rayan sama sekali tak menghiraukan Jingga. Ia tetap dingin, namun Jingga masih bersikap riang, berharap Rayan tahu isi hatinya.
Dalam perjalanan pulang, Rayan membuka buku perjalanan yang diisi Jingga dengan berbagai pose wajah Rayan selama di Korea, dan pada foto terakhir, tertulis sebaris kata dalam huruf Korea yang membuatnya mengetahui perasaan Jingga yang sesungguhnya padanya. Namun nasi telah menjadi bubur. Rayan sama sekali tidak mengetahui alamat atau pun nomor yang bisa dihubunginya.
Tetapi takdirlah yang mempertemukan mereka kembali. Ketika Jingga berada di Korea setelah bertemu Yun Jae memperjelas jawaban pinangannya, Jingga pergi menyusuri sungai Cheonggye. Pada saat itulah ia bertemu sesosok Rayan, dengan penampilan yang sedikit berbeda, dan di atas jembatan sungai Cheonggye itu, Rayan menatap Jingga, mengungkapkan satu kata yang diajari oleh sekretarisnya : Saranghae.

February 02, 2013 No comments

Pertama kali bertemu Radit, Edyta dibuatnya terpesona. Ia berkali-kali takjub setiap kali memandang Radit, dan berkali-kali juga mengeluh pada sahabat baiknya, Syiana, mengapa ia tak memperkenalkan Radit padanya semenjak dulu. Status Edyta dan Radit yang sama-sama jomblo membuka peluang bagi Edyta untuk lepas dari “perjodohan” yang direncanakan oleh kakak-kakaknya. Yah, semenjak Edyta menjomblo dan mengingat umurnya yang dainggap “sudah tua” oleh Ferro dan Ilham, kakak-kakak tersayangnya kerap kali menjadwalkan blind date dengan teman-temannya. Namun hasilnya selalu nol.

Suatu hari, setelah “dikhianati” oleh pasangan blind date rancangan kakaknya -si cowok bernama Bara yang tak jadi datang setelah Edyta menunggunya selama berjam-jam-, dengan wajah super duper bete dan perut keroncongan, Edyta pun memutuskan untuk pergi ke sebuah restoran Jawa favoritnya, Candra Kirana. Namun, sesampainya di sana ia harus menelan kenyataan pahit : semua tempat duduk penuh. Maka, ia pun harus menunggu hingga tersedia tempat duduk yang kosong. Beberapa waktu kemudian, ia melihat sebuah meja kosong. Buru-buru ia menuju ke sana dan ketika ia duduk, seorang lelaki juga sedang menarik kursi yang berada di sampingnya, di meja yang sama. Ketika sang pelayan menjelaskan duduk perkaranya, bahwa lelaki itulah yang sudah terlebih dulu memesan tempat, Edyta terpakasa berbohong karena ia sudah tak dapat menahan lapar lagi. Untunglah si cowok itu lebih memilih mengalah daripada harus berdebat dengan si cewek yang dilihatnya sedang jutek tersebut. Toh, ia masih bisa duduk satu meja dengannya.

Begitulah kisah pertemuan dua insan ini. Dimulai dari sebuah meja di restoran Jawa yang kemudian berlanjut dengan kisah Edyta yang harus kelabakan mengurusi ban mobilnya yang kempes, yang kemudian berlanjut lagi dengan bantuan si cowok tadi yang dikenalnya dengan nama Ardian. Edyta yang merasa bersalah dan berterimakasih itu pun akhirnya mulai berkenalan dengan Ardian lewat BBM. Sejak saat itulah ia merasakan sesuatu yang lain ketika berkomunikasi dengan Ardian, Ardian membuat Edyta merasa nyaman. Tidak seperti dengan Radit kemudian. Namun, hubungan lewat BBM itu terputus ketika BB Edyta jatuh ke lantai, dan membuat alat komunikasi kesayangannya itu hancur total. Sejak saat itu pulalah Edyta mengalami berbagai kisah seru dan kocak dalam pencarian Ardian. Tak punya identitas lain selain satu nama itu tak membuat Edyta putus asa, karena lewat kisah yang dialaminya itulah ia bisa menemukan fakta tentang orang-orang terdekatnya.

Di sisi lain, Ardian pun juga bingung ketika ia putus kontak dengan Edyta. Hal serupa yang dialami Ardian membuat ia kalang kabut mencari Edyta di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang pilot. Meski berteman dekat dengan salah satu koleganya, seorang pramugari baru di maskapainya, ia ternyata tak bisa melupakan Edyta. Sosok yang baru dikenalnya beberapa jam di sebuah restoran dan beberapa hari lewat BBM. Hal ini jugalah yang mengantar Ardian mengalami berbagai kisah seru untuk menemukan Edyta.

Tak henti-hentinya saya tersenyum-senyum sendiri ketika membaca novel ini. Apalagi di bagian awal, tentang Edyta. Gaya penulisan Mbak Nina Ardianti yang gaul namun dialognya tidak membosankan membuat saya betah baca Edyta dan tak ingin kisah Edyta hanya berakhir di situ. Dengan selingan humor, saya tak urung untuk tertawa dan terkagum-kagum pada sifat Edyta yang supel dan selalu disayangi oleh banyak orang.

Mungkin saja saya yang memang kurang belajar, ada beberapa istilah-istilah yang kurang saya pahami.  Bagi orang awam, mungkin mereka akan kesulitan mencerna maksudnya. But overall, keren kok.

So, just read this novel!!! It’s cool guys!
p.s: ...dan dari novel inilah saya mulai menyukai lagu ini:
...going back to the corner when I first saw you
Gonna camp in my sleeping back i’m not gonna move...

-The Man Who Can’t Be Moved, The Scrypts.


February 02, 2013 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me


A student who loves collecting books, writing occasionally, and enjoy taking some photographs.

Follow Us

Labels

Cerita Teladan cerpen continual flashfiction coretan tanganku encyclopedia flashfiction Justifying the Feeling movie review my handwriting nice story Out of the Blue Resensi Buku resensi novel review film sinopsis buku

recent posts

Blog Archive

  • ►  2016 (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2014 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
  • ▼  2013 (25)
    • ►  December (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ▼  February (3)
      • Flashfiction : Untukmu
      • Sinopsis Novel Infinitely Yours
      • Resensi Novel : Fly to The Sky
    • ►  January (5)
  • ►  2012 (16)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (3)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2010 (3)
    • ►  April (3)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates