Review Novel : The Truth About Forever
Penulis : Orizuka
Editor : Gita Romadhona
Penerbit : GagasMedia
Cetakan : Kedua, 2013
Jadi, ini
adalah kedua kalinya saya membaca novel karya Orizuka, setelah yang pertama
saya baca : Infinitely Yours. Penasaran banget buat baca novel ini setelah
teman saya, Alfy, ngompor-ngomporin saya buat baca novel ini berbulan-bulan
yang lalu, atau beberapa tahun yang lalu. Keberadaan kelas kami yang tidak
berubah membuat memori saya sulit mengingat kapan ia berkata begitu.
Dulu, sewaktu
penasaran saya langsung membuka google dan mengetik judul novel ini. Covernya
dulu masih berwarna ijo. Jadi, sewaktu kemarin saya merelakan novel ini buat
dipinjem Neni dulu, saya baru tersadar kalo itu adalah novel Orizuka yang ganti
cover, yang pengen sekali saya baca. Finally, saya pun rela meminjamkan Alfy
buku baru saya, buku yang belum saya buka, yang baru saya buka segelnya ketika
dalam perjalanan menemuinya. Yah, toh nanti juga bakalan saya baca buku baru
saya itu, sama saja. Semenjak kehilangan hape, entah kenapa saya jadi ikhlas
buat minjemin, memberi, sedekah, whatever yang bisa saya lakukan, selama itu
baik buat saya. Enough!
Novel ini
mengisahkan Yogas yang sedang dalam perjalanan mencari (dulu) sahabatnya, Joe,
ke Yogya. Bukan untuk reuni, kangen, atau hal melankolis lainnya, tapi balas
dendam. Dia bersikeras untuk menemukan Joe apa pun yang terjadi meski ia tak
tahu persis di mana Joe tinggal. Dengan uang yang tak banyak, Yogas akhirnya
menemukan sebuah kost sangat sederhana yang hampir roboh. Ia tak punya pilihan
lain mengingat uangnya yang terbatas dan tujuannya hanyalah untuk bertemu Joe.
Namun, takdir
berkata lain. Di kost itu ia bertemu dengan Kana, seorang cewek cerewet yang
tinggal persis di sebelah kamarnya. Yogas cuek saja terhdap Kana, namun sikap
Kana yang bersahabat membuat Yogas nyaman dengan dia. Menyadari bahwa Yogas
telah salah mengambil sikap –Yogas tak ingin siapa pun peduli dengannya-
terhadap Kana, ia pun mulai menjauh. Sayangnya, setelah cukup lama berinteraksi
dengan Yogas, Kana jatuh cinta padanya.
Sikap Yogas
yang aneh, yang kadang baik, kadang marah, membuat Kana bingung. Perlahan-lahan
ia pun mengetahui rahasia Yogas yang disembunyikannya itu. Kana tahu betul
bahwa Yogas positif HIV, dan Kana juga tahu maksud kedatangannya ke Yogya.
Meski Yogas menghindar, Kana tetap saja mendekatinya. Kana ingin menemaninya,
tidak seperti sikap orang lain yang menghindar, Kana tetap meyakinkan Yogas
atas janjinya. Karena Kana tahu, ia telah jatuh hati pada Yogas, dan tak ingin
menyesal nantinya.
Wah, emang
nih novel bagus. Nggak sia-sia Alfy recommend ini buat aku. Haha. Alur yang
baik berhasil membuat saya penasaran atas rahasia Yogas yang hendak disampaikan
Orizuka pada pembaca hingga akhir. Endingnya juga bagus,membuat
saya berpikir, “bakalan ketemu Yogas nggak nih si Kana??”. Satu hal yang saya
kagumi, Orizuka berhasil membuat dialog-dialognya nggak terkesan garing, dan
yang terpenting, dialognya Yogas tuh nggak cewek –karena, kan, yang nulis
cewek. So, kalo ada pengajuan novel yang bagus buat tema HIV, novel ini bisa
menjadi salah satunya lho(berhubung saya
baru baca novel ini aja yang berhubungan dengan HIV, hehe)! :D
1 comments
sosok kana memang istimewa di novel ini.. dia membuktikan bahwa cinta tak perlu memandang ekurangan,, yang dia tahu cinta adalah cinta dari hati tak mengenal kondisi.. dari novel ini juga kita di ajarkan bahwa tak ada yang tahu dengan yang namanya hari esok..tak ada yang bisa mendahului takdir..ka orizuka mamng keren bisa mengajak pembaca hanyut dalam ceritanya..
ReplyDeleteNumpang promo ya jangan lupa juga buat berkunjung ke blog saya:
obat kista tradisional.
obat pelangsing herbal
terimakasih sebelumnya