Review Buku : Totto-chan Gadis Cilik di Jendela
Totto-chan
tak tahu bahwa dirinya dikeluarkan dari sekolah dasar ketika masih kelas satu
SD. Ibunya hanya bilang bahwa ia akan pindah sekolah. Gurunya yang lama
mengatakan bahwa Totto-chan anak yang nakal. Hal itulah yang membuatnya
dikeluarkan dari sekolah.

Di sekolahnya
yang baru, Totto-chan mendapat banyak teman dengan berbagai karakter dan
kondisi. Ada temannya yang cacat karena terkena polio, namun ia bisa bersahabat
baik dengannya. Bahkan ia rela berbagi pohonnya secara rahasia. Selain itu, ia
amat menikmati pelajaran di sekolahnya karena setiap murid bisa memilih
pelajaran yang akan mereka kerjakan terlebih dahulu setiap pagi. Bebas,
tergantung apa yang mereka suka. Totto-chan selalu semangat untuk berangkat
pagi dan pulang lebih lama di Sekolah Dasar Tomoe, begitu juga teman-temannya.
Sama sekali
tak menyangka bahwa ada sekolah seperti Tomoe. Awalnya saya mengira bahwa ini
adalah sebuah novel, novel fiksi. Namun yang menarik, ini semua berdasarkan
kisah nyata, nonfiksi, realistis, lebih jelasnya, benar-benar ada dan terjadi
di masa lampau. Mengingat peristiwa yang terjadi adalah ketika masa perang Asia
Pasifik, sepertinya mustahil membayangkan ada sebuah sekolah dengan gerbong
kereta sebagai kelasnya, dengan hanya lima puluh siswa yang belajar di sekolah
Tomoe, bisa memilih mata pelajaran yang disukai untuk dikerjakan lebih dahulu,
dan ada berbagai kegiatan asyik yang berlangsung selama di Tomoe. Tapi ini
adalah kisah nyata, kisah tentang Tetsuko Kuroyanagi yang dulu pernah
dikeluarkan dari sebuah sekolah dasar ketika kelas satu SD karena dianggap nakal
oleh gurunya kemudian bersekolah di Tomoe yang mengajarkannya banyak hal yang
tidak didapatkannya apabila ia belajar di tempat lain.
Saya juga
terkejut ketika membaca catatan akhir buku ini. Bahwa buku ini menjadi best
seller dan membuat sejarah di dunia penerbitan Jepang serta menjadi buku wajib
pendidikan. Saya sangat bersyukur bisa membaca buku ini. Melihat sistem
pendidikan di Indonesia seperti ini, saya benar-benar iri pada Tetsuko
Kuroyanagi yang dulu bersekolah di Tomoe. Pasti menyenangkan apabila saya bisa
belajar dengan bebas seperti di Tomoe.
Setelah
membaca buku ini, saya berharap ada sekolah yang seperti Tomoe di masa sekarang
dan saya bisa melihatnya secara langsung. Saya juga berharap sistem pendidikan
di Indonesia akan jauh lebih baik lagi di masa mendatang. Amiin. Terakhir,
terima kasih kepada Neni Alya yang sudah meminjamkan buku ini *modus*. Strongly recommended!
Penulis : Tetsuko Kuroyanagi
Alih Bahasa : Widya Kirana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : keempat belas, Mei 2013
2 comments
Hi mbak,
ReplyDeletedalam rangka balas kunjungan sekalian follow blog :D
postingan review buku lumayan banyak, tdk tertarik bergabung dgn BBI ? Jika minat, kontak saja ya
Totto-Chan ini salah satu bacaan favorit-ku, sdh baca kelanjutannya ?
Jangan lupa ikutan kuis minggu ke-2 yang dimulai besok senin.
Hai juga mbak, terima kasih banyak sudah mampir, baca, dan follow blog sederhana saya :)
ReplyDeleteBergabung di BBI sih sebenarnya ingin sekali, namun mengingat nantinya kehidupan blog ini tak hanya berisi tentang buku saja, saya menjadi urung buat gabung dengan BBI. Tapi terima kasih untuk tawarannya.
Wah, belum. Saya baru saja menamatkannya dan baru tahu ada kelanjutannya setelah mereview di goodreads. Semoga saja lain waktu bisa berkesempatan untuk baca.
Oke, terima kasih :D