Review novel : Selene, Putri Sang Cleopatra

by - January 15, 2013


Selene, Putri Sang Cleopatra



Kekuasaan. Intrik. Kecemburuan. Hasrat. Ambisi. Cinta segitiga. Di tengah prahara ini, putri dari Cleopatra, ratu Mesir yang paling terkenal, berjuang untuk menemukan cinta dan takdirnya...

Perkawinan Cleopatra dan Mark Antony tak hanya menjadi salah satu kisah cinta paling agung sepanjang masa, namun juga yang paling rumit dengan ambisi dan konsekuensi politik yang terjalin di dalamnya. Mereka mempunyai tiga anak: si kembar Alexander dan Selena, serta si bungsu Ptolemy. Ketika Kaisar pewaris takhta kerajaan Mesir, ia membawa ketiga pewaris takhta kerajaan Mesir ini kembali ke Roma sebagai tawanan, namun tidak semuanya dapat bertahan hidup. Di negeri yang asing itu, sisa keturunan Cleopatra harus menghadapi bahaya dan ambisi pribadi keluarga Oktavianus, seraya berjuang meraih hasrat dan keinginan mereka sendiri.

Mengisahkan Putri Selene, salah satu putri dari Cleopatra, dan saudara kembarnya Alexander yang harus hijrah ke Roma setelah ayah mereka, Markus Antonius, mengalami kekalahan. Cleopatra sendiri akhirnya bunuh diri dan ketiga anak mereka, Ptolomeus, Selene, dan Alexander pun dibawa ke Romawi oleh Oktavianus. Di sana mereka tinggal bersama Oktavia yang memperlakukan mereka dengan sangat baik meskipun orang-orang di sekitar mereka masih menganggap mereka orang-orang Mesir yang seharusnya dimusnahkan.

Berada di Romawi, Selene yakin bahwa kehidupannya dan saudara kembarnya adalah mutlak di bawah tangan Oktavianus. Setelah kehilangan saudaranya yang masih kecil, Ptolemeus, ketika dalam perjalanan ke Romawi, ia semakin bertekad agar ia bisa kembali ke Mesir.

Selama di Romawi ia semakin mengasah kepandaiannya dalam bidang arsitektur meski masih sangat belia. Dengan menunjukkan bakatnya itu ia berharap bahwa Oktavianus tidak akan membunuhnya maupun saudara kembar yang sangat disayanginya itu. Berada di Romawi juga membuat Selene ikut terlibat dalam urusan politik kerajaan. Dengan munculnya kelompok Elang Merah yang menentang perbudakan, Selene semakin yakin bahwa ia akan mendapatkan celah untuk bebas dari Oktavianus.

Di Romawi itu juga ia bertemu dengan Marcellus yang memikat hatinya. Namun sayangnya kisah cinta mereka harus terhalang setelah Marcellus dinikahkan dengan Julia. Ditambah dengan kematian Alexander, Selene harus mengalami masa-masa yang berat selama di Romawi. Dengan berbagai halangan itu, Selene memutuskan untuk tetap berusaha mendapatkan kebahagiaan dan cinta yang telah hilang selama berada di Romawi.

Membaca novel sejarah ini, bukan berarti Anda akan dihanyutkan oleh cerita dongeng zaman dahulu kala. Lebih dari itu, setiap membalik kertas adalah sebuah emosi untuk bertahan mengikuti rasa penasaran tentang kelanjutan kisahnya. Michelle Moran berhasil membuat bahasa yang indah untuk dibaca. Baru kali ini saya membaca novel sejarah yang tidak membosankan. Kisah tragis yang dialami Selene membuat saya tak dapat berhenti membaca untuk mengetahui akhir ceritanya. Meskipun harus berkali-kali bertemu dengan istilah-istilah asing, alur yang menarik membuat novel ini tak sekadar novel, namun juga mengajarkan kepada kita kehidupan sejarah masa lalu.

Benar-benar tak dapat ditebak hingga halaman terakhir!

You May Also Like

0 comments