facebook google twitter tumblr instagram linkedin
  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Category
    • Category
    • Category
  • About
  • Contact
  • Download

az-zuhruf

some stories and thoughts



Image source : http://myonepercentaday.files.wordpress.com/2011/01/compassion.jpg

It has become a common thing when most of teenagers have had boyfriend or girlfriend. However, there are still many teenagers that cons of having boyfriend or girlfriend considering the benefits of it.
Many people think that having a boyfriend or girlfriend can become a motivator for them. Not only in studying, a boyfriend or girlfriend can also motivate them in doing something or reaching our dreams. The presence of a special person will encourage us to do something.
Having a person that is very close to us make us freely  to share our peoblems. A good boyfriend or girlfriend will give us an advice or some solutions. By sharing our problem, we can decrease our burden too.
In addition, people who has boyfriend or girlfriend are considered that they have a good interaction. People who has a good interaction can attract many people and make other feel comfort when beside him or her.
On the other hand, many people also think that having a boyfriend or girlfriend just wasting the time. They should provide more time for their boyfriend or girlfriend beside of their study or other useful thing. It also disturb the concentration when they are studying.
Furthermore, if we can’t control or manage ourselves, our boyfriend or girlfriend can influence us to do bad things such as free sex or other criminal action. These effects can decrease the moral of teenagers nowadays.
Considering pros and cons above, our choice to have a boyfriend or girlfriend should be thought furthermore. Many people think that by having a boyfriend, we can be motivated. Nevertheless, there are still many people believed that it just waste the time. So, it just depends on our choice how to choose the best.
December 12, 2012 No comments


Pertama kali membaca novelnya, saya sangat-sangat penasaran bagaimana kalau this great novel dijadikan film. Pasti bakalan keren abis!! Saat membaca pun, saya selalu terbayang wajah si Kugy, Keenan, Luhde, Remi, Noni, Eko, dst... Si Kugy yang acak-acak an, Si Keenan yang gondrong, Si Luhde yang cantik, dst juga...
Sewaktu booming kalau Perahu Kertas ini bakalan dijadikan film beneran, saya dan teman-teman seringkali menebak-nebak siapa saja yang akan memerankan para tokoh-tokoh ini. Sewaktu bulan Agustus pun saya selalu menanti-nanti nih film bakalan cepet keluar di bioskop Kediri. Tapi baru sekitar satu bulan kemudian setelah premiere Perahu Kertas ini bisa berlayar di Kediri.
Pertamanya saya ngotot banget mau nonton sama teman-teman. Namun, gara-gara harga tiketnya yang cukup mahal (bagi pelajar seperti saya) akhirnya kami mengurungkan niat dan memendam rasa untuk bisa melihat cerita ini dalam bentuk kisah nyata.
Setelah empat bulan berlalu, tepatnya pada bulan Desember ini, ketika sepupu saya mengabari saya kalau ia sudah “menemukan” perahu yang populer itu, saya girang tak terkira. And finally I got it!
Sekilas review, di versi filmnya, Kugy diperankan oleh Maudy Ayunda, Keenan diperankan oleh Adipati Dolken, Remi diperankan oleh Reza Rahadian, Luhde diperankan oleh Elyzia Mulachela, dan untuk lebih lengkapnya silahkan buka wikipedia di sini , hehe... Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film ini meraih kesuksesan yang cukup besar. So, let me tell you my review about this film.
Cerita diawali dengan kepindahan Kugy ke Bandung yang kemudian dilanjutkan menjemput Keenan di stasiun. Proses selanjutnya nggak jauh beda sama yang di novel. Namun, yang namanya film pasti beda sama novelnya. Terus, yang beda apa???
Pertama, saya kira proses pertemanan Kugy dan Keenan cepet banget di film, sehingga kesannya tuh dua anak gak kelihatan saling jatuh cinta. Terus, ada bagian yang waktu Kugy dan Keenan pulang bareng naik kereta api, kemudian kereta apinya berhenti gara-gara ada longsor. Seingat saya, mereka berdua makan bareng di warung kecil terus kehujanan. Tapi di filmnya cuma diceritain turun dari kereta api, terus ngobrol singkat gitu. Padahal menurut saya itu salah satu bagian yang penting. Kalo di novel judulnya : "Bulan, perjalanan, kita.". Terus suasananya yang di novel ngena banget buat ngungkapin perasaan mereka berdua, romantis. Nah, satu lagi yang cukup penting. Saya merasa cukup boring sama dialog-dialog mereka. Padahal kalo baca di novel tuh nggak bisa berhenti senyum, malahan sampai ngakak abis.
Dibandingkan dengan film-film adaptasi novel lain yang sering buat penggemarnya kecewa, menurut saya film ini cukup bagus membuat para penggemar novelnya merealisasikan tokoh-tokoh novelnya dalam dunia nyata, meskipun ada juga yang kecewa. So, setelah melihat yang part I saya jadi lebih penasaran sama yang kedua. Just waiting the second “paper boat” released... :D
Sekian review saya tentang perahu kertas part I kali ini, semua tulisan saya murni dari pendapat saya. Jadi, kalo ada yang mau beda pendapat sama saya juga silakan... Ini kan negara democrazy, eh demokrasi maksudnya...

December 12, 2012 No comments


Sebuah cerita tentang Srintil, seorang gadis muda yang “terpilih” menjadi seorang ronggeng.

Berlatar tempat di sebuah desa yang terpencil dan terpuruk, Dukuh Paruk. Kehadiran seorang ronggeng di sana adalah sebuah berkah bagi mereka. Kehadiran seorang ronggeng juga lah yang berhasil menumbuhkan semangat hidup mereka kembali.

Awalnya Srintil sangat senang dirinya “terpilih” menjadi seorang ronggeng. Namun untuk bisa menjadi seorang ronggeng sejati ia harus melewati berbagai ritual yang sangat tidak etis dilakukan di zaman sekarang ini. Namun, degan kehadiran Rasus, sahabat yang selalu setia mendampinginya, ia berhasil melewati segala tantangan untuk naik tingkat menjadi ronggeng di usia kurang dari 15 tahun.

Waktu pun berlalu, kehadiran ronggeng Srintil di Dukuh Paruk telah berhasil mengangkat kembali nama dukuh ini hingga luar daerah. Penampilan Srintil pun menjadi sorotan setiap insan. Penampilannya di setiap panggung pun juga tak pernah sepi pengunjung. Kererotisannya pun semakin menjadi-jadi.

Namun keputusan Srintil inilah yang membuat Rasus semakin menghindar. Semua bayangan Rasus tentang ibunya yang ada pada diri Srintil lama-kelamaan memudar. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari Dukuh Paruk, meninggalkan Srintil yang menyimpan hati untuknya dan neneknya sebatang kara.

Pada tahun 1965, ketika  Indonesia digentarkan oleh ulah PKI, maka Dukuh Paruk pun juga dijadikan sasaran. Para pengikut ronggeng difitnah dan akhirnya ditahan, termasuk Srintil. Bertahun-tahun Srintil dijadikan sasaran dan tak diperbolehkan pulang.

Ketika Srintil sudah bebas, ia pun merubah segala tingkah lakunya. Semua penduduk desa pun juga sudah mulai merubah diri. Tak ada lagi pementasan ronggeng. Namun, Srintil nampak kosong. Srintil yang mulai bernjak dewasa ini merasa kehilangan, kehilangan seseorang yang telah menjadi sahabatnya, sahabat yang setia melindunginya, sahabat yang perlahan-lahan dicintainya.

Di tengah-tengah kehampaannya itu, muncul seorang lelaki bernama Bajus. Srintil merasa Bajus beritikad baik dengannya, maka ia pun menjalin persahabatan yang baik dengannya.  Tetapi di tengah-tengah kehampaannya itu juga, muncullah Rasus, Rasus yang telah menjadi seorang tentara. Semua orang di Dukuh Paruk tahu bagaimana perasaan Srintil terhadap Rasus. Mereka akhirnya meminta Rasus untuk menikahi Srinbtil, gadis cantik yang dicintai semua orang Dukuh Paruk. Rasus yang belum berani namun sebenarnya memiliki perasan pada Srintil akhirnya memutuskan untuk pergi lagi. Meninggalkan Srintil lagi.

Beberapa tahun setelah Rasus merampungkan urusannya, ia kembali lagi Dukuh Paruk. Namun alangkah terkejutnya ia ketika bertemu Srintil. Srintil yang telah berubah. Srintil yang dikhianati oleh seorang lelaki bernama Bajus. Srintil yang hilang harapan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Rasus benar-benar menyesal. Namun waktu tak dapat diputar kembali. Rasus mendapati Srintil terpojok di sudut kamarnya. Sesaat menangis, sesaat tersenyum, sesaat berteriak. Srintil benar-benar sudah berubah. Srintil telah gila.
November 20, 2012 2 comments

Class Library, A Special Place For Students’ Books




Almost all students have their own books, but when they finish reading the books most of them just left them in the bookshelf or in the box and would not read them for a long period of time. In order to collect the books, there must be a special action. There are many ways to handle the problem, but the effective one is by making a class library.
Class library provides a special place for students’ books. The books provided in the class library will be more useful compared with the books stored in the students’ bookshelves. The books will get a big cahnce to be read. This way will make the books more useful by letting them read by other people.
The existance of many kinds of books will also motivate the students to read the book in their leisure time in the class. It means that the class library also plays role in  motivating the students to have a good habits by reading the books and spending their time for a useful thing.
The class library’s books can complete the books from the school library. We know that the books from the school library. We know that the books from the school library are often limited and the students should queque up to borrow the book. Because of that, the class library can complete the literatures, so the students will easily get the books or literatures.
Making a class library will need an administrator to manage the books. The administrator should be responsible and always notice the books borrowed by the other students. It will also train the students to be a good administrator. In addition, the students will be trained to make a good cooperation and relation among the students so that the class library can provide a lot of kinds of books.
Therefore, the students should have a good cooperation to make a class library so their books can be more useful for them and other people. Furthermore, the school should facilitate and encourage them so the making of class library can be realized.
October 27, 2012 No comments

Smile, please...



A smile costs nothing, but gives much. Some people think that a smile has no meaning and sometimes they ignore it. But even a smile looks so simple, it is so powerful. It can change a lot of things. There are soe reasons why smile is important.

Firstly, smiling makes us attractive. Many people are attracted to people who smiles. Frowns, scowls and grimaces all push people away, but a smile draws them in. When somebodies are smiling, they lighten up the room, change the moods of others, and make the other happier. The smiling persons bring happiness with them, and the happiness attract other people. So, if we want to be surrounded by many people or have many friends, relatives and colleagues, just put a smile on our face and we will feel the effect of this simple action.

Smiling is a natural drug. Studies have shown that smiling releases endorphins, natural pain killers and serotonin. Together these three make us feel good. Smiling also relieves stress, lowers our blood pressure and boosts our immune system. When we smile, immune function improves possibly because we are more relaxed, prevent the flu and colds by smiling. There is also a measurable reduction in our blood pressure. Moreover, smiling also makes us look younger. The muscles we use to smile lift the face, making a person appears younger.

Smile can be a compliment or a gratitude expression. Not only “thanks” or retainer, but a genuine smile also expresses our deepest gratitude too. This genuine smile is really valuable for those people who receive it.  They will feel happier because their work are appreciated well.

Base on those reasons, we can conclude that smile is important. So, just smile and we will feel its benefits.
August 16, 2012 No comments
Ayo ke Paris!

13 Sya’ban 1433 H, 7.30 pm





Sebelumnya saya ingin mengucapkan merci beaucoup pada mbak Hanum Salsabiela Rais dan mas Rangga Almahendra yang telah ikhlas meluangkan waktunya untuk menulis novel yang keren ini dan membagikan pengetahuannya tentang Islam di langit Eropa. Terimakasih juga saya sampaikan pada Iva Firdayanti yang telah ikhlas meminjamkan novelnya pada saya (kunjungi
http://ivafirdayanti.blogspot.com/). Dan yang terpenting, Allah Swt. yang telah memberi saya kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan saya di hari libur ini dengan berbagai cara, salah satunya dengan membaca “99 Cahaya di Langit Eropa” ini.

Saya tersadar, bulan yang bersinar malam ini, adalah bulan yang sama yang menyinari daratan Eropa beratus-ratus tahun yang lalu. Bulan ini juga yang menjadi saksi bahawa Islam pernah berjaya di Eropa (maaf nyontek, mbak Hanum!). Betapa saya takjub membaca kisah-kisah mbak Hanum. Kisah-kisah yang telah membuat saya tercengang, menyadari betapa ilmu pengetahuan saya masih perlu ditambah lagi. Perlu sekali.


Musse de Lovre



Galeri di Museum Louvre
Kisah-kisah perjalanan spiritual ini juga yang telah menginspirasi saya untuk pergi ke Paris, Cordoba, Granada, Istanbul dan berbagai wilayah lain di Eropa. Saya ingin mengunjungi Museum Louvre, museum dengan koleksi terlengkap di dunia. Di sanalah Lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci disimpan. Saya ingin menaiki anak-anak tangga di sana, menelusuri lorong-lorong dan memasuki setiap gallery di sana. Saya ingin membaca huruf Kufic yang tertera di piring-piring kuno, memandangi Celestial Sphere-nya Yunus Ibn al Husayn al Asturlabi, dan membaca huruf Kufic lagi di lukisan Vierge a l’Enfant – The Virgin and the Child : Ugolino di Nerio 1315-1320 yang pada pinggiran hijab Bunda Maria itu bertahtakan kalimat tauhid Laa Ilaaha Illallah (pede, emang bisa baca??).


Vierge a l’Enfant


Arc de Triomphe du I’Etoile
Seine River
Saya juga ingin berdiri di bawah menara Eiffel, Arc de Triomphe du Carrousel, Arc de Triomphe du I’Etoile (yang mirip Simpang Lima Gumul itu, lhooo..), dan monumen Obelisk Mesir. Saya juga ingin berada di jalur lurus Air Mancur Besar, monumen Obelisk Mesir, jalan Champs-Elysees, dan monumen Arch de Triomphe yang searah Mekkah. Berada di Jalur Kemenangan-nya Napoleon Bonaparte. Voie Triomphale. This is it Axe Historique. Tak lupa, saya juga ingin berjalan di sepanjang sunga Seine dan mengabadikan berbagai tempat-tempat wisata tadi serta Gereja Notre Dame yang gerbangnya berbentuk kubah lengkung : seperti masjid.


Axe Historique

Champs Elysees

Arc de Triomphe du Carrousel
Notre Dame

Roti Croissant
Kalo lagi di Austria, saya pengen makan roti Croissant yang terkenal itu. Roti yang berbentuk bulan sabit namun menyimpan cerita memilukan. Lalu pada senja hari, saya akan menaiki bus menuju Kahlenberg dan mengagumi keindahannya. Tak bisa dibayangkan.

Kahlenberg




Al-Hambra
Selain ke tempat-tempat wisata di Paris dan Austria, saya juga akan pergi ke the True City of Lights, Cordoba. Berkunjung ke Mezquita, Masjid Katedral. Dahulunya masjid, namun sekarang berubah menjadi katedral. Dan di sana saya mungkin juga akan merasakan hal yang sama dengan mbak Hanum. Seharusnya Mezquita dijadikan museum saja. Sedangkan di Granada, saya akan mengunjungi Al-Hambra. Di Granada lah dinasti Islam terakhir mencoba bertahan di Spanyol.

Mezquita

Ornamen dalam Mezquita

Blue Mosque dan Hagia Sophia
Semoga saja bukan yang terakhir, ke Istanbul, Turki. Berziarah ke masjid indah yang pernah saya lihat di televisi dan saya langsung jatuh cinta padanya, Blue Mosque. Di sana juga saya ingin menunaikan sholat. Dan di depan Blue Mosque, saya akan mampir ke Hagia Sophia.


Blue Mosque

Hagia Sophia


Hagia Sophia

Namun, “Danke” lah yang telah membuat saya menyadari juga dimana letak titik nol perjalanan-perjalanan ini. Membaca pengalaman mbak Hanum menunaikan ibadah rukun islam terakhir : Haji. Saya ingin, benar-benar ingin.... suatu hari... saya bisa ke sana, pergi bersama orang-orang yang saya cintai, bersujud bersama jutaan muslim lain, di sebuah tempat yang menjadi kiblat sholat seluruh umat muslim di dunia. Semoga saja.... Amiiinn....

Ka'bah, Mekkah
The last but not the least, novel ini juga telah meningkatkan rasa syukur saya kepada Allah. Betapa kita, para muslim telah dilahirkan dalam keadaan bebas, bebas dalam menjalankan ibadah kita. Jika kita ingat, bahwa dahulu dalam kurun 10 tahun setelah Granada takluk, Isabella dan Ferdinand memerintahkan pembaptisan massal kepada seluruh penduduk –warga Spanyol, baik Islam maupun Yahudi. Mereka juga memaksa setiap warga untuk berjualan babi dan mendemonstrasikan makan babi di depan mereka. Astaghfirullahal’adzim... Wahai kaum muslimin, tunjukkanlah rasa syukur kita terhadap nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kita selama ini....

So, itulah mimpi-mimpi, cita-cita, dan catatan saya setelah membaca “99 Cahaya di Langit Eropa”. Novel yang fantastis!

Danke

aHaba
July 08, 2012 3 comments

IBNU MAJID, SI SINGA LAUT
THE NAVIGATOR OF ISLAM



Nama lengkap beliau adalah Shihab ad-Din Ahmad bin Majid bin Muhammad bin Amir bin Duwayk bin Yusuf bin Husayn bin Abi Ma’lak as Sa’idi bin Abi ar-Raka’ib an-Najdi. Ia adalah seorang navigator ulung dan handal di abad 15 M. Kemampuan beliau diwarisi dari ayah dan kakeknya yang juga dikenal sebagai muallim dan ahli navigator yang sangat menguasai seluk-beluk Laut Merah.

Di jazirah Arab beliau dikenal dengan sebutan Ibnu Majid. Berkat kemampuannya, nama Ibnu Majid menjadi sangat tersohor hingga ke Eropa. Ia bahkan dijuluki Singa Laut, karena kemampuannya sebagai pelaut yang sangat tangguh dan paham terhadap seluk-beluk laut. Di pihak lain, orang Portugis menjulukinya dengan al-Malande atau al-Marante yang berarti “Raja Laut”. Menurut catatan Vasco da Gama, pelaut Arab ini memiliki kemampuan yang luar biasa. Menurutnya, Ibnu Majid pernah menolong dirinya menyelesaikan pelayarannya dari Tanjung Harapan di Afrika menuju India.
                   
Institut Studi Ketimuran Leningrad, menyimpan sebuah manuskrip kuno berbahasa Arab yang berisi tiga bait puisi karya Ibnu Majid. Diperkirakan puisi itu dibuat pada akhir abad 15 M dan permulaan abad 16 M. Tiga bait puisi tersebut berisi sejumlah petunjuk pelayaran, seperti pengetahuan tentang jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lain, perkiraan kecepatan dan arah angin, kondisi medan, serta berbagi kiat yang memudahkan pelayaran. Disamping itu, Ibnu Majid juga menyisipkan rute pelayaran yang melintasi Laut Merah, Samudera Hindia, dari berbagai kawasan yang berbeda. Dalam hal ini beliau telah menunjukkan kepiawaiannya sebagai ahli navigator (pelaut) handal. Tentunya manuskrip yang ditulisnya merupakan warisan penting bagi dunia pelayaran selanjutnya.

Konon, wilayah pesisir Afrika Barat sangat tertutup dan ditakuti oleh orang-orang Eropa. Sebab, pantai tersebut sangat menyeramkan dan penuh misteri, khususnya di seputar kawasan yang dilalui garis katulistiwa. Setiap kapal yang melewatinya pasti akan mengalami kesulitan, kecuali kapal tersebut dilengkapi layar besar yang berfungsi sebagai alat bantu pendorong. Bila ada kapal yang tidak dilengkapi dengan layar besar, para awaknya harus bekerja sama mendayung kuat-kuat agar kapal bisa berjalan kembali.

Bagi pelaut-pelaut Eropa khususnya, percaya pada mitos bahwa setiap kapal yang melintasi kawasan itu tidak akan pernah bisa kembali. Namun mitos itu akhirnya memudar pada tahun 1461 setelah pelaut Portugis melakukan perjalanan mengarungi laut dan samudera. Meskipun begitu, untuk membuktikan kalau mitos itu tidak benar, orang Portugis mengirim delegasi yang bernama Kopelhaem, memutuskan singgah untuk sementara waktu di kawasan Sokoth Selatan, semenanjung Arab. Selama berada disana, tanpa disengaja ia bertemu dengan Ibnu Majid. Di tempat inilah para petualang Portugis mendengar cerita kepulauan Madagaskar untuk pertama kalinya.

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Ibnu Majid adalah seorang navigator Arab terbesar abad pertengahan. Selain itu, beliau juga ahli di bidang pemetaan, astronomi, dan geografi. Di sepanjang hidupnya, beliau telah menghasilkan sejumlah karya yang memiliki peranan yang cukup penting. Karya-karyanya antara lain seperti : Qiladah Risalatisy wa Istikhraj Qawa’idil Usus lil Mu’allim Sulaiman al-Mahri (Untaian Surat-surat dan Kaidah-kaidah Dasar Sulaiman Mahri), Tahfatul Fuhul fi Tamhidil Ushul (Pengantar Dasar-dasar Ilmu Pelayaran), al-Umdatul Mahriyyah fi Dhabthil ‘Ulumil Bahriyyah (Pijakan al-Mahri dalam Meletakkan Ilmu Kelautan), al-Qashidah li Ibni Majid (Senandung Ibnu Majid), al-Qashidatul Musammah bil Mahriyyah, dan lain sebagainya. Belaiu juga merevisi karya sang ayah yang berjudul Al-Hijaziyyah. Setelah beliau meninggal, karyanya banyak diterbitkan ke dalam beragam bahasa termasuk bahasa Portugis. Sementara kini, karya-karya Ibnu Majid yang membahas dunia navigasi banyak tersimpan di museum di Paris.

Salah satu pembaca karya beliau adalah Ali Re’is, seorang navigator asal Turki. Di halaman pembuka karyanya, yang berjudul The Ocean, ia berkata bahwa karya-karya Ibnu Majid telah memberinya banyak tambahan ilmu pengetahuan terutama terkait dengan ilmu navigasi. Ia juga telah menemukan karya Ibnu Majid lainnya seperti Kitab al-Fawa’id dan Hawiyat al-Ikhtisar, ketika singgah di Basrah. Menurutnya, karya Ibnu Majid adalah panduan yang sangat berguna bagi pelaut yang ingin melayari Laut India dengan mudah. (Diceritakan oleh : Djoko Rabsodi)

(From MPA, October 2010)
May 26, 2012 No comments



Aurora is a phenomenon of light emmision flamming on the ionosfer. This phenomenon is formed because of heat from chunk of calestial body from the sun ejected by side of the earth pole. This aurora sprout making a beautiful and colorful three dimensional image in the sky and it can be seen just in the high latitude, Arctic and Antartic regions.
In northern latitudes, the effect is known as the Aurora Borealis or the northern lights, named after the roman goddes of dawn, Aurora, and the greek name for the north wind, Boreas. The array of colors in the Aurora Borealis consist of red, blue, violet and green. But red is the dominant color. Aurora Borealis happens between March-April and August-September-October. The northern light can be seen at around midnight. Aurora occur very high up in the atmosphere, but if there are clouds in the way we will not see anything.
While in the southern latitudes, the beautiful phenomenon is called Aurora Australis or the southern lights. This aurora occure in the Antartic skies in the winter and it can be seen in clear cold nights. The common colors of Aurora Australis are pale green and pink. The most comon shapes are spiral curtains, arcs or streamer. Actually, it has almost identical features to the Aurora Borealis but sometimes the Aurora Australis appears in the top mountain in tropical climate and is visible from high southern latitudes in Antartic, South America and Australia.
Instead all of this, there are also some mythologies about aurora. There are people call the northern ligths the “Dance of the Spirits”, it means, the lights were spirits or souls dancing in the sky. In Europe, in the middle ages, the auroras were commonly believed as a sign from God. And in ancient Roman mythology, aurora is the goddess of the dawn, renewing herself every morning to fly accross the sky, announcing the arrival of the Sun.


Although Aurora looks very elegant but during periods of high activity a single auroral storm can produce one trillion watts of electricity with a current of one million amps. It can also affects Earth’s communication. The activity phase of an auroral display will last on the order of 15-40 minutes and may recur in 2 to 3 hours.

May 15, 2012 No comments
        Tajamnya kerikil yang merata di jalanan tak mematahkan semangat para wanita di balik punggung Gunung Wilis ini untuk mewujudkan mimpi mereka. Mengisi hari hanya sebagai ibu rumah tangga atau dengan bekerja membantu suami di ladang yang sempit membuat kondisi ekonomi warga Dusun Dasun Desa Joho Kecamatan Semen Kabupaten Kediri ini tak menentu. Ujung-ujungnya, hutang adalah solusi. Kondisi itulah yang memunculkan inisiatif para kartini dari balik punggung Gunung Wilis untuk mengubah desanya, memunculkan suatu paguyuban yang dapat mengayomi seluruh warganya.
Bermula dari inisiatif ibu-ibu dari kelompok yang sudah ada sebelum didirikannya paguyuban, muncullah suatu media yang diharapkan dapat menampung aspirasi serta menyatukan mereka, Paguyuban Perempuan Sido Rukun. Melalui pendekatan secara pribadi serta sistem getok tular, Nurpiah, salah satu anggota paguyuban ini menuturkan bagaimana usahanya untuk menyampaikan informasi kegiatan sekaligus mengajak para warga bergabung ke dalam paguyuban ini. Nurpiah juga memanfaatkan kesempatan ketika para warga mengambil sembako di rumahnya untuk berdiskusi serta menyampaikan informasi kegiatan yang mungkin dapat dilakukan untuk meningkatkan perekonomian mereka. Hal inilah yang membuat paguyuban yang semula hanya beranggotakan 25 orang itu semakin berkembang dan menambah anggotanya menjadi 40 orang.
Keberhasilan yang mereka capai saat ini pun harus disyukuri. Pengadaan Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Dasun sangat perlu dikembangkan. Melalui pendidikan religi ini, diharapkan generasi muda Dusun Dasun dapat memperoleh pengetahuan umum maupun agama sebagai bekal untuk membangun dusun mereka untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Selain di bidang religi, peningkatan ekonomi juga dilakukan dengan berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Sido Makmur. Kehadiran koperasi ini sangat membantu para warga yang sedang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tingkat bunga yang rendah membuat para warga tak lagi ambil pusing untuk mencari tempat pinjaman uang serta menghindarkan diri mereka dari ancaman para lintah darat. Hal tersebut benar-benar menguntungkan bagi para warga yang semula hanya mengandalkan panen ini.
Usaha keripik pisang merupakan salah satu penerapan program UKM di Dusun Dasun. Selain dapat menambah pendapatan, proses pembuatan keripik pisang yang dilakukan bersama-sama dapat meningkatkan rasa kebersamaan di antara para ibu dusun ini. Tak hanya beredar di sekitar desa, produk yang mereka hasilkan kini telah merambah ke kota. Tak kalah dengan usaha keripik pisang, program UKM yang sukses dilaksanakan yakni ternak kambing. Dikelola secara langsung oleh para masyarakat, ternak kambing ini juga merupakan hal yang sangat efektif membantu peningkatan ekonomi para warga Dusun Dasun.
Keyakinan serta keinginan yang kuat dari para anggota Paguyuban Perempuan Sido Rukun ini membuat hambatan-hambatan yang menghadang jalan mereka dapat ditembus secara perlahan tapi pasti. Kekhawatiran yang pernah dirasakan oleh para aparat desa terhadap kegiatan yang mereka lakukan pun juga dapat diatasi dengan kejujuran dan prinsip yang mereka pegang teguh, yakni mereka merasa hal tersebut tidak mengganggu orang lain dan kegiatan yang mereka lakukan memang benar.
Kegiatan yang mereka lakukan menimbulkan berbagai pandangan dan respon dari warga masyarakat. Beberapa warga yang tidak mau bergabung karena takut kegiatan yang dilakukan akan gagal memang membuat para anggota paguyuban tidak nyaman. Namun para kartini ini mengatasinya dengan menyampaikan tujuan awal dari paguyuban tersebut. Sebaliknya, semangat akan muncul bagi warga yang mau bergabung dan percaya bahwa paguyuban ini akan sukses dan membawa perubahan bagi mereka. Dengan semangat yang mereka miliki, mereka berusaha untuk meningkatkan paguyuban ini lebih baik dari berbagai bidang.
Nurpiah berharap dengan didirikannya Paguyuban Perempuan Sido Rukun ini para warga dapat menambah pengetahuan, pengalaman serta meningkatkan ekonomi mereka. Sedangkan Sulastri, ketua Paguyuban Perempuan Sido Rukun berharap paguyuban yang mereka dirikan tidak akan mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya.
Para Kartini kini sudah kembali muncul, tak hanya berjuang meningkatkan pendidikan, tapi juga perekonomian dari seduah dusun kecil di balik punggung Gunung Wilis, Dasun. Mereka tak menyangka bahwa lulusan SD dapat melakukan hal sebesar ini. Diteguhkannya deklarasi oleh para pengurus paguyuban akan menguatkan semangat untuk membangun desa mereka menuju desa sejahtera, desa impian para warga.
April 29, 2012 No comments

Zendagi Migzara

Judul                 : The Kite Runner
Pengarang      : Khaled Hosseini
Penerjemah  : Berliani M. Nugrahani
Penerbit          : Qanita
Tahun terbit  : 2003

Zendagi Migzara. Kehidupan terus berjalan. Mengisahkan persahabatan antara Amir dan Hassan. Hassan adalah seorang anak pelayan keluarga Amir, namun mereka berdua saling menyayangi. Hassan memberikan segala kasih sayang serta kesetiaannya pada Amir, begitu juga dengan Amir. Mereka berdua bermain bersama, membaca kisah Shahnamah bersama di bawah pohon di puncak bukit –Amir yang membacakannya untuk Hassan, karena Hassan tak dapat membaca- dan mengejar layang-layang. Tak jarang, ketika Amir diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal, Hassan lah yang mengusirnya. Ayah Amir –yang mereka sebut Baba- sangat menyayangi mereka berdua, namun Amir merasa sangat sulit untuk mendapatkan kebanggaan ayahnya sendiri untuk dirinya. Hingga pada suatu hari Amir mengikuti turnamen layang-layang, dan apabila ia menang ia bisa mendapatkan apa yang selama ini diinginkan dari ayahnya, suatu kebanggaan pada anaknya. Dan memang, ia berhasil memutuskan layang-layang yang berada di sampingnya. Hassan dan Amir sangat senang, Hassan  mengatakan pada Amir bahwa ia akan membawa layang-layang yang telah berhasil ditumpaskan Amir untuknya, “Untukmu, keseribu kalinya”. Namun saat Amir mencari Hassan yang tak kunjung kembali, semua keadaan mulai berubah. Amir melihat Hassan sedang dikerumuni oleh tiga anak lelaki nakal yang sangat disegani di wilayahnya. Hassan mendapat perlakuan yang tidak senonoh, Amir melihatnya, namun ia tak berani melakukan apa pun, ia melihat segalanya, namun ia tetap diam terpaku, dan ia pun pergi. Sejak itu, persahabatan mereka mulai merenggang. Amir yang tak tahan akhirnya memfitnah Hassan dan ayahnya agar mereka keluar dari rumahnya dan berharap kehidupannya akan kembali tenang setelah mereka pergi. Akhirnya Hassan dan ayahnya keluar dari rumah, meninggalkan Amir dalam duka, penyesalan, dan ketidaktenangan selama bertahun-tahun. Akankah Amir menemukan kebahagiaan yang kelak menyapu kesedihannya di tengah belantara puing di kota Kabul? Dapatkah Amir mendapat maaf dari sahabatnya, Hassan, setelah mengkhianatinya? 
The kite runner adalah sebuah kisah penuh kekuatan tentang persaudaraan, kasih sayang, pengkhianatan, dan penderitaan. Khaled Hosseini dengan brilian menghadirkan sisi-sisi lain Afghanistan, negeri indah yang hingga kini masih menyimpan duka. Buku ini bahkan telah menjadi best seller di New York, Amerika, dan telah difilmkan pada tahun 2007 lalu. Jadi, bagi kamu para penggila buku dan ingin menjadi salah satu pembaca buku best seller dunia ini, jangan kelewatan untuk membacanya.
April 21, 2012 2 comments
                   Judul                                 : Menjadi Manusia Sempurna
Judul Asli                         : Al-Mawani al-Kamal
Penulis                              : Tim Dar al-Islamiyah
                                           (Beirut, Libanon)
Penerjemah                       : Ahmad Fuad al-Hadi
Penerbit                            : Penerbit Cahaya, Bogor
Cetakan                            : 1, tahun 2004
Tebal Buku                       : 0,7 cm
Jumlah Halaman               : xi + 140

Sebenarnya, mengapa Allah menciptakan kita? Mengapa sebagian besar manusia tidak sampai kepada Allah? Apakah hijab itu? Dan bagaimana cara mengatasinya? Buku berjudul “Menjadi Manusia Sempurna” yang ditulis oleh seorang ulama bersahaja namun sangat mumpuni di bidangnya ini memang tidak dimaksudkan untuk mengajari Anda tentang bagaimana menjadi manusia sempurna itu. Beliau “hanya” mengetuk kesadaran kita untuk secara jujur mengenali kelemahan dan kekurangan diri kita, menuju Kesempurnaan tak bertepi.
Manakala manusia merenung, dia akan menyadari bahwa pada awal penciptaan dirinya telah dilengkapi Tuhan dengan berbagai kebutuhan. Dalam kehidupannya, manusia akan berusaha mencari kesempuraan mutlak, dan itu adalah Allah Swt. Jika kita mau berfikir dan merenungkan penciptaan-Nya, maka kita akan beroleh tujuan agung dan mulia, yaitu perjumpaan dengan Dia Sang Pencipta. Dia telah membekali hambaNya dengan berbagai keperluan agar dapat mencapai tujuan yang senantiasa diusahakan hambaNya. Juga memudahkan jalan tersebut bagi hamba-Nya. Karenanya, mengapakah seseorang tidak sampai kepada Allah Swt dan hanya segelintir manusia sajalah yang akhirnya mencapai Tuhannya?
Allah Swt telah menciptakan manusia dalam keadaan yang sama dan memungkinkan hambaNya itu untuk sampai kepadaNya. Akan tetapi sebagian besar diantara mereka tidak mampu menggapainya lantaran mereka berbeda dalam mengembangkan setiap potensi yang ada. Saat manusia mengikuti seruan setan, lenyaplah sedikit demi sedikit potensi yang diberikan Allah Swt kepadanya. Adapun orang-orang yang mengikuti seruan Allah Swt sesungguhnya mereka tergolong sebagai orang-orang yang berbahagia di akhirat nanti.
Sebuah cermin menyerupai jiwa seseorang. Agar memantulkan gambar dengan jelas, a harus dalam keadaan bersih dari kotoran yang menempel. Begitui pula hati, seseorang selayaknya menghilangkan tirai dan penghalang yang merintanginya, sehingga mampu menerima karunia Ilahi.
Selamanya, tidak akan ada yang mampu menggantikan fitrah, baik itu adat ataupun perkembangan zaman dan teknologi. Sebab, fitrah manusia hanya merindukan “kesempurnaan mutlak”. Apabila fitrah manusia senantiasa mengajak manusia mencapai kesempurnaan mutlak, maka akal menjelaskan kepada umat manusia jalannya serta menyingkapkan kepada mereka segala bentuk marabahaya dan menerangkan pula akan adanya dua jalan; jalan keburukan dan jalan ketakwaan. Berbagai penyakit batin atau hati yang menimpa umat manusia, adalah hal yang berbahaya karena hal itu sampai pada taraf mampu mematikan akal seseorang, seperti sifat sombong. Amal paling penting yang dapat membantu seseorang mendapatkan akal dan kembali kepada fitrahnya adalah senantiasa berpegang dan berhubungan dengan alam non-materi; alam spiritual.
Hijab (tirai) kelalaian termasuk hijab yang sangat personal sekali sifatnya dan sangat penting; hijab yang menyebabkan teralihkannya perhatian seseorang menuju Rabb al-‘Alamin. Seseorang yang lalai dapat mencapai fase dimana dia tidak dapat melihat dirinya sendiri dalam kesalahan. Sebab-sebab kelalaian itu adalah cinta dunia, hawa nafsu dan pergaulan dengan orang-orang fasik dan zalim. Cara mengobati kelalaian adalah dengan memahami tujuan hidup, mengingati kematian, sering membaca al-Qur’an dan berteman dengan orang-orang bijak.
Ketaatan merupakan gambaran kedekatan kepada Allah Swt dan tercapainya kebahagiaan hakiki, sedangkan maksiat merupakan gambaran keluarnya seseorang dari wilayah kedekatan dan rahmat ilahiah, serta perlawanan terhadap kemurkaan Tuhan. Tidak ada perbedaan antara dosa kecil dan dan dosa besar. Kedua-duanya sama-sama menghalangi seseorang untuk beralih faidh (anugrah) Ilahi, meskipun dosa besar lebih berbahaya ketimbang selainnya.
Allah Swt bergembira dengan taubat seorang hamba-Nya yang mukmin, lantaran telah kembalinya seseorang kepada-Nya. Sesungguhnya, taubat merupakan salah satu nikmat Ilahi terbesar yang telah diberikan Allah Swt kepada umat Muhammad Saw dan hal itu merupakan bukti dan argumentasi tak terbantahkan atas luasnya rahmat Tuhan dan kasih sayang-Nya yang tak bertepi serta kecintaan-Nya terhadap hamba-hambaNya. Taubat yang tulus dilakukan dengan segenap ketulusan dan keikhlasan kepada Tuhan semata.
Salah satu penghalang terbesar yang menyebabkan terhentinya manusia pada tabir perjalanan ruhani menuju Tuhannya adalah berbagai pemikiran salah yang menjadi keyakinan, kehidupan dan suluknya, yang dibangun diatas dasar keyakinan yang salah pula. Salah satu tanda kebodohan adalah menyangkali segala sesuatu yang belum diketahui hakikat dan pengetahuannya. Asal-muasal semua itu adalah kebodohan dan minimnya pengetahuan. Ini merupakan hal yang sangat menjauhkan orang-orang dari hakikat keberadaan dan untuk beroleh anugrah Ilahi yang sesungguhnya. 
Untuk mengobati hijab pemikiran sesat dan bathil adalah dengan mengakui kesalahan pemikiran dan keyakinan masa lalu yag sesat, menuntut ilmu dan mempelajari berbagai hukum Islam, bertukar pikiran untuk menjauhkan diri dari fanatisme, meninggalkan ketergesaan dan memohon pertolongan melalui jalur spiritual.
Dalam buku ini banyak terdapat hadits dan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita serta menjadikan pelengkap dalam materi.
Namun, ketika membaca buku ini, kita akan sering menjumpai kosakata asing yang mungkin belum kita ketahui. Dan kosakata ini sering diulang dalam setiap bab, sehingga kita harus mengerti arti kosakata tersebut agar dapat memahami materi yang sedang kita baca secara keseluruhan.
Kesimpulannya, buku ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita agar dapat mencapai kesempurnaan mutlak dan kebahagiaan hakiki dengan meghilangkan tirai penghalang yang ada pada diri kita.

March 31, 2012 No comments
           Mery Riana, seorang miliarder muda dan motivator nomor satu di Indonesia dan Asia, ternyata juga mengalami masa-masa sulit sebelum dapat meraih kesuksesannya. Kondisi keluarganya yang sederhana, tidak pernah membuat Merry berharap untuk bisa berkuliah ke luar negeri. Kekuatan finansial orangtuanya hanya cukup untuk menguliahkan dia dalam negeri, dan ia sangat bersukacita untuk hal itu.
Namun, peristiwa keusuhan pada tanggal 14 Mei 1998 silam telah membuat impian Merry yang saat itu hendak melanjutkan penidikannya ke Universitas Trisakti runtuh. Kedua orangtuanya yang berdarah Tionghoa itu akhirnya memutuskan mengirim Merry untuk melanjutkan studi ke Singapura demi keselamatan putrinya itu. Di usianya yang masih belia, Mery harus dihadapkan dengan sebuah keputusan besar dan secara perlahan ia akhirnya dapat memunculkan keberaniannya. Dengan keberangkatan yang sangat terbatas karena kondisi finansial orangtuanya, Merry akhirnya mulai menguatkan hati dan berpikir positif bahwa kepergiannya ke negeri orang tanpa didampingi orangtua barangkali adalah cara Tuhan untuk mempersiapkan kemandiriannya di sana.
Di Singapura, ia melanjutkan kuliah di Nanyang Technology University (NTU) dan tinggal di asrama kampus. Dengan pinjaman uang sebesar 40 ribu dolar atau setara 300 juta rupiah dari DBS untuk biaya hidup dan kuliah selama 4 tahun, ia ternyata hanya dapat menyisihkan 10 dolar saja untuk biaya makan selama seminggu. Hal itu membuatnya benar-benar harus berhemat.
Kondisi selama satu tahun kuliahnya di NTU mendorong Merry untuk memutar otak. Namun, di tengah-tengah kesulitannya itu ia bertemu seseorang, Alva, yang ternyata juga mengalami kondisi hampir sama dengannya. Hal itu ternyata membuat mereka berdua semakin dekat dan secara sinkron mereka selalu memberi semangat atau sekedar nasihat satu sama lain.
Pada tahun keduanya kuliah, Merry akhirnya memutuskan untuk mulai bekerja di sela-sela masa liburan semester. Pada awalnya ia bekerja sebagai pembagi brosur, kemudian menjadi pegawai di sebuah toko bunga, hingga menjadi pelayan di banquet. Dari upah bekerja selama liburan, Merry sedikit demi sedikit dapat menabung. Ia kemudian mencoba berbisnis dengan uangnya itu, namun bisnis pertamanya ditipu.
Pada tahun 2001, Merry Riana memulai kerja magang. Ia bekerja cukup baik di perusahaan magangnya, namun tak ingin terus bekerja di perusahaan itu setelah lulus kuliah. Ia kemudian membuat sebuah resolusi baru, yakni ingin mapan dan meraih kebebasan finansial sebelum usianya 30 tahun.
Pertemuan dengan Anthony Robbins, motivator idolanya, membuat Merry Riana terus memburu peluang untuk melancarkan resolusinya. Meskipun harus terhambat berkali-kali dengan bisnis yang gagal, ia tetap semangat dan pertunangannya dengan Alva semakin mebuat Merry tak pantang menyerah.
Memutuskan diri untuk menjadi seorang sales asuransi bersama Alva ternyata merupakan awal jejak keberhasilannya. Seribu satu penolakan dan ujian mental yang harus dijalaninya di jalanan sempat membuat Merry terjatuh beberapa kali namun sikap disiplin dan dukungan dari Alva mampu membakar semangatnya lagi. Dengan bekerja selama 14 jam sehari, tujuh hari seminggu, dan dua puluh kali presentasi sehari, Merry Riana akhirnya mampu melunasi hutang pendidikannya dengan uangnya sendiri.
Setelah berhasil menjadi manajer dan berhak merekrut anak buah karena pencapaian investasinya telah mencapai 900 ribu dolar, Merry kemudian diangkat menjadi President Star Club dan memutuskan untuk mendirikan sebuah organisaasi dan menikah dengan Alva. Selama menjalankan organisasi tersebut, Merry dan Alva juga dihadapkan dengan berbagai masalah pelik, namun karena kerja keras, mereka dapat mengatasinya.
Kini, Merry Riana telah berhasil mewujudkan mimpi sejuta dolarnya. Tetapi, peraih berbagai penghargaan ini tak lupa akan negeri aslanya. Ia ingin membangkitkan semangat sukses bagi para generasi muda Indonesia, sehingga dapat memajukan bangsa.
March 31, 2012 1 comments

Hati Tidak Memilih, Hatilah yang Dipilih


Judul                     : Perahu Kertas
Pengarang          : Dewi Lestari
Editor                    : Hermawan Aksan
Penerbit               : Truedee Pustaka Sejati
Tahun terbit         : Agustus 2009


Kugy adalah seorang cewek yang cantik, supel dan cerdas tapi sangat cuek dalam berpenampilan.  Ia mempunyai cita-cita yang bagi banyak orang profesi tersebut tidak dapat menjaminnya untuk sukses : penulis dongeng. Namun ia tak pernah patah semangat, hingga akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang membuatnya jatuh cinta, sakit hati serta membuatnya berpikir untuk lebih realistis dan membuang mimpi besarnya. Keenan adalah seorang cowok yang cerdas dan memiliki bakat yang sangat tinggi dalam melukis. Satu-satu impiannya hanyalah menjadi seorang pelukis, sayangnya sang ayah sama sekali tidak mendukungnya dan memaksanya berkuliah di bidang manajemen untuk meneruskan bisnis ayahnya. Pertemuan kedua insan muda yang saling berlawanan penampilan namun sangat kompak dan selaras dalam berbagai hal ini membuat mereka saling jatuh cinta. Namun kisah cinta mereka harus terputus meski mereka berdua belum sempat menyatakan cintanya. Kugy terlanjur menilai buruk Keenan atas keputusasaan dan keputusannya. Hal tersebut membuat hidup Kugy dan Keenan berantakan. Mereka berdua akhirnya terpisah selama bertahun-tahun sambil membawa rasa cinta yang terus membayangi mereka berdua dalam menjalani realitas kehidupan. Tetapi hati tak pernah salah, ketika mereka bertemu saat sudah mempunyai kekasih masing-masing, semuanya berubah.
Gaya penceritaan yang luwes serta mudah dipahami membuat novel ini sangat menarik. Alur yang ditata dengan baik sukses mendorong para pembacanya untuk terus membaca hingga akhir. Penggambaran suasana hati para karakter mudah untuk dipahami serta diikuti, bahkan membuat para pembaca serasa terlibat dalam cerita dan meluapkan emosinya masing-masing. Berbagai nasihat yang terdapat dalam novel ini juga memberikan semangat para pembaca untuk terus berusaha mencapai mimpi-mimpinya.
Namun dalam novel ini ada beberapa istilah asing yang tidak terdapat penjelasan secara detail sehingga membingungkan para pembaca yang masih belum mengetahui makna istilah-istilah tersebut.
Novel keenam karya seorang penulis ternama bernama pena “Dee” ini memang layak untuk dibaca. Alur yang menarik serta penggambaran karakter serta watak yang jelas semakin membuat pembaca untuk terus membaca hingga akhir. Pesan-pesan serta nasihat bijak yang terdapat pada dialog memberi kita berbagai motivasi dan semangat untuk tetap menjadi diri sendiri, tidak putus asa, serta terus berusaha untuk mencapai semua mimpi-mimpi kita.
“Saya belajar dari kisah hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan bilang, Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh,”.



February 17, 2012 No comments
Menyadari bahwa harta yang diberikan oleh Allah kepadanya begitu melimpah, maka pada suatu hari nabi Sulaiman memberanikan diri memohon izin kepada Allah, “Ya Allah. izinkanlah kiranya hambaMu ini memberi makan seluruh makhlukMu di bumi ini selama setahun,” begitu pinta nabi Sulaiman.
“Kau tidak akan mampu, Sulaiman,” jawab Allah.
“Kalau begitu, satu bulan saja, ya Allah,” desak nabi Sulaiman.
“Kau juga tidak akan mampu,” tegas Allah.
“Kalau begitu sehari saja, ya Allah,” desaknya lagi
“Kau tetap tidak akan mampu,” jawab Allah.
“Aku ingin mencobanya, aku memohon untuk dizinkan,” pinta nabi Sulaiman pula
“Silakan kalau ingin mencoba,” begitu jawab Allah.
Segera saja nabi Sulaiman mengumpulkan seluruh jin dan manusia untuk mendatangkan bahan-bahan makanan dari berbagai jenis dan lauk pauknya, baik berupa sapi atau kambing dan seluruh hewan yang halal. Maka periuk-periuk besar segera dipancangkan lengkap dengan anak tangga untuk menuangkan bahan makanan dan lauk pauk yang akan dimasak. Ketika itu seluruh jin dan manusia sibuk untuk mempersiapkan hidangan yang dihamparkan di atas padang pasir. Beliaupun menyuruh angin untuk bertiup seperlunya agar makanan tidak basi. Setelah keseluruhannya dirasakan siap, ketika itu Allah lalu bertanya, “Siapakah yang kau kehendaki untuk menyantap lebih dahulu, Sulaiman?”
“Kiranya akan lebih baik jika aku mulai dari seluruh hewan samudra ya Allah?” jawab nabi Sulaiman.
Ketika itulah, Allah menyuruh seekor hewan besar dari samudra untuk melahap hidangan yang telah dipersiapkan nabi Sulaiman. Hewan itu pun berangkat ke tempat hidangan tadi seraya bertanya pada nabi Sulaiman, “Aku dengar baginda yang akan menanggung rezeki saya hari ini, wahai Nabiyullah?”
“Benar, benar sekali, makanlah sekarang sepuasmu,” jawab Nabi Sulaiman.
Maka, segera saja hewan itu melahap makanan yang tersedia dan malah berteriak, “Wahai nabi Sulaiman, aku belum kenyang, baru sepertiga dari porsiku sehari-hari.”
Nabi Sulaiman pun marah, “Kau telah menghabiskan semuanya, betapa rakus sikapmu itu,” begitu gertak nabi Sulaiman.
“Inikah jawaban seorang penjamu terhadap tamunya, padahal engkaulah yang menyebabkan porsiku menurun drastis di hari ini, engkau telah ceroboh, wahai Nabiyullah Sulaiman,” begitu hewan itu balik menyalahkan.
Melihat dengan mata kepala sendiri mengenai kenyataan ini, nabi Sulaiman pun segera bertekuk lutut dan bersujud panjang memuji kebesaran Allah. Kemudian, tanggung jawab memberi makan itu langsung dikembalikan pada Allah sebelum makhluk yang lain mendemo besar-besaran mengadukan kelaparannya.
Burung Hud-hud melihat peristiwa itu, dia tersenyum simpul dan mencari akal untuk bercengkerama dengan nabi Sulaiman. Maka, pada suatu hari dia menghadap Sulaiman. “Sekarang aku ingin mempersiapkan hidangan daging untuk baginda,” begitu burung Hud-hud menawarkan jasanya.
“Maksudmu itu khusus bagi saya sendiri atau bagaimana?” Tanya Baginda memperjelas.
“Bukan untuk Baginda saja, bahkan seluruh prajurit baginda, aku siap memberi makan,” jawab Hud-hud berlagak tegas.
Setelah sampai hari yang dijanjikan, Nabi Sulaiman dan seluruh prajurit pun berangkat mendatangi jamuan Hud-hud pada suatu tempat yang telah ditentukan. Maka, ketika mereka sudah berdatangan, Hud-hud segera menyambar belalang, lalu mencekiknya sampai mati, kemudian dilemparkan di pinggir lautan seraya berkata, “Wahai Nabiyullah Sulaiman, segeralah Baginda maju menyantap daging itu bersama para prajurit Baginda, namun bagi siapa saja yang tidak mendapat bagian dagingnya, saya mohon dengan hormat agar mereka menikmati kuahnya,” begitu Hud-hud mengatakan sambil berlalu pergi.
Mengetahui akal-akalan Hud-hud ini, nabi Sulaiman tidak bisa menahan tawanya hingga beliau tertawa sendiri di saat teringat ulah Hud-hud ini.
(diambil dari : Kisah Kezuhudan Manusia Sepanjang Zaman)
Majalah MPA 284 / Mei 2010

February 04, 2012 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me


A student who loves collecting books, writing occasionally, and enjoy taking some photographs.

Follow Us

Labels

Cerita Teladan cerpen continual flashfiction coretan tanganku encyclopedia flashfiction Justifying the Feeling movie review my handwriting nice story Out of the Blue Resensi Buku resensi novel review film sinopsis buku

recent posts

Blog Archive

  • ►  2016 (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2014 (7)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (1)
  • ►  2013 (25)
    • ►  December (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ▼  2012 (16)
    • ▼  December (2)
      • Pros and Cons of Having Boyfriend or Girlfriend
      • Review Film : Perahu Kertas Part I
    • ►  November (1)
      • Sinopsis : Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk
    • ►  October (1)
      • Class Library
    • ►  August (1)
      • The Importance of Smile
    • ►  July (1)
      • Novel : 99 Cahaya di Langit Eropa
    • ►  May (2)
      • THE NAVIGATOR OF ISLAM
      • Aurora
    • ►  April (2)
      • Kartini dari Balik Punggung Gunung Wilis
      • Resensi Buku : The Kite Runner
    • ►  March (2)
      • Mengapa Sebagian Besar Manusia Tidak Sampai Kepada...
      • Mimpi Sejuta Dolar
    • ►  February (2)
      • Resensi Buku : Perahu Kertas
      • Ketika Nabi Sulaiman Diperdaya Burung Hud-hud
    • ►  January (2)
  • ►  2011 (3)
    • ►  June (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2010 (3)
    • ►  April (3)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates